Sepertinya pola hidup seperti ini harus di rubah browsing blogging dari matahari terbenam sampai matahari terbit. Giliran jam 9 pagi mata sudah mulai mengatuk, dan tidur nyenyak sampai jam 12. Jadi teringat sama pesannya Jaka Tingkir " Tidurlah di malam hari bangunlah di pagi hari beribadahlah kepada yang Maha Kuasa dan berkerjalah hingga sore hari". Nampaknya pesan tersebut selalu teringat dalam pikiran saya tapi susah untuk mengimplementasikannya sekarang. Karena sudah terlanjur mengikuti pola hidup dan kebiasaan yang di mulai sejak semester 4.di bangku kuliah. Karena susah tidur maka terpaksa melakukan kegiatan blogging toh karena lagi ga da kegiatan sama sekali setelah selesai kuliah, Hanya menunggu, menunggu dan menunggu terbiasa seperti itu hingga sekarang. Tapi saya ada feeling bahwa pola kebiasaan ini akan hilang begitu saja nanti. Masalah Kapan itu saya juga masih menunggu lagi. Ohh..Haruskah aku terus menunggu dan menunggu??. Nah daripada saya menunggu mendingan saya mencurahkan hati saya, mengingat ketika sidang saya di tanya mengenai skripsi saya yang berjudul Analisa Facies pada Lapangan X sub Cekungan Jambi yang hanya menggunakan data GR dan cutting, dan timbul pertanyaan kenapa hanya GR dan Cutting??.
Pada hari itu saya tidak dapat membela diri saya sendiri karena acara tersebut terjadi sangat mendadak sekali. Pertanyaan Kenapa hanya GR dan cutting dikeluarkan dari salah satu penguji saya melihat judul skripsi saya tentang Paleogeografi yang bertujuan menceritakan sejarah pengendapan pada daerah penelitian, Yang seharusnya lebih meggunakan data fossil saya menggunakan data fossil hanya sebagai data umur dan bathimetri. Tapi sekarang saya teringat kembali akan pertanyaan kenapa GR dan Cutting dan spontan saya bisa menjawab pertanyaan tersebut. Lha terus kenapa pas sidang kok bingung ketika di tanya kenapa hanya GR dan cutting? Ah itu mungkin hanya nervous aja biasa lah kan sini jarang presentasi, kalau ada tugas presentasi dirku langsung pergi ke kosan teman main PS dan sebagainya. Supaya nyambung sekaligus mengulas kembali, seperti niat awal menulis pada blog untuk belajar dan mengulas kembali semua yang telah di pelajari termasuk pada blog Indonesia Java yang bertemakan pariwisata dengan keyword Indonesia Java International Destination dalam konteks belajar mengenal SEO.
Sempat di tanya tentang definisi log GR itu sendiri tapi yah kembali lagi karena acara sangat mendadak maka terpaksa minta izin dulu untuk membaca terlebih dahulu..he he he :)). Kembali lagi log GR atau gamma ray adalah Log yang merekam keradioaktifitasan suatu batuan. Radioaktifitas berasal dari 3 unsur radioaktif yang ada dalam batuan yaitu Uranium (U), Thorium (Th) dan potassium (K) Ketiga unsur tersebut banyak terkandung di dalam mineral lempung. Karena skala log GR dalam API dari kiri ke kanan adalah angka terkecil menuju ke angka yang besar, masalah angka saya tidak bisa menjelaskan karena semua tergantung dari pembacaan log sumur masing-masing, biasanya 0 ke 125. ada juga yang 0 ke 150 . Dari situ jelas apabila defleksi ke kanan menunjukan kandungan radioaktivitasnya tinggi maka termasuk lapisan lempung , karena ini hanya log GR maka lapisan lempung dibilang lapisan impermeable. Sedangkan defleksi ke kiri menunjukan kecilnya angka radioaktivitas lapisan permeable yang biasanya pasir. Nah dari data log GR tersebut saya dukung dengan data cutting. Cutting adalah deskripsi dari litologi sampai dengan kandungan mineral, fosil dan kimia yang diambil pada sumur pemboran sesuai dengan kedalamannya.
Sedimentary environment |
Oke sekarang dah jelaskan arti GR dan cutting, kembali lagi ke pertanyaan awal kenapa GR dan cutting?? karane pembahasan mengenai dan menceritakan sejarah dan lingkungan pengendapan maka saya berpikir cukup dengan kedua data tersebut sedangkan data fosil hanya sebagai penunjang untuk umur. Alhasil saya harus mengganti judul skripsi saya yang tadinya Paleogeografi menjadi analisa Facies. Pada hari itu saya sempat berpikir kenapa di rubah? ya jelaslah di rubah kan menceritakan lingkungan pengendapan maka fosil disini tidak hanya sebagai umur tapi harus sebagai data untuk lingkungan pengendapan. serta kedalaman, yang nantinya dapat dijadikan model dalam paleogeografinya dan pembagian zonanya pun litoral, sublitoral, neritik inner sampai outer. Sedangkan data GR untuk mengintrepretsikan facies yang nantinya dapat menceritakan proses mekanisme pengendapan untuk di jadikan sistem pengendapan yang kemudian di jadikan satu sequence.
Paleogeographic |
Paleogeographic supralitoral-abysal |
Nah lho...!!!Jadi selama ini saya salah dong..ya nggak juga dibilang salah sih nggak hanya kurang akurat kalau hanya menggunakan data GR dan cutting. meskipun bisa juga setelah dapat menentukan sistem pengendapan dari proses pengendapan pada batuan yang terjadi secara vertikal maupun lateral yang biasa disebut facies association dan succession bisa untuk menentukan lingkungan pengendapan, karena setelah menentukan facies association atau succession kita sudah dapat membuat model geologi (Lihat gosip sequence stratigrafi ) yang bisa di jadikan sebagai model depositional environment sedimentary yang nantinya dapat di korelasikan dengan cakupan pembagian model paleogeografinya berdasarkan data fosil, malah menurut saya model geologi sedimentary lebih luas cakupannya mengingat fosil hanya banyak terdapat pada lingkungan laut. Kembali lagi ini semua kan hanya intrepretasi dan analisa saya mengenai kenapa hanya dengan GR dan cutting, yaa. saya hanyalah geologist awam yang sedang belajar blogging for SEO jadi harap maklum lah kalau ada salah banyak dalam intrepretasi dan analisa saya, tapi setidaknya ya seperti itulah seharusnya jawaban saya mengenai pertanyaan kenapa hanya GR dan Cutting??.:))
No comments:
Post a Comment